Selasa, 21 Januari 2014
INSIGHT AAN GUNAWAN DI SRISASANTI GALLERY
INSIGHT AAN
GUNAWAN DI SRISASANTI GALLERY
Insight boleh diterjemahkan sebagai
keinsafan. Akan tetapi bukan hanya sebatas hal itu. Insight dalam pameran kali
ini lebih mengacu kepada sesuatu yang intuitif, yakni sifat manusia yang dengan
mudah menangkap kebenaran tanpa harus bersusah payah menghubungkannya dengan
logika. Istilah insight bisa disebut intuisi naluriah ketika seseorang
menangkap sesuatu pembenaran dari suatu hal tanpa menggunakan panca indera atau
pengalaman biasa dari akal budi manusia. Intuisi tersebut berpangkal pada
konsep ide bawaan, atau paling tidak ide yang ide yang dimengerti sebagai
tendensi atau kecenderungan dalam memahami sesuatu. Ha-hal yang itulah yang
barangkali menjadi titik pijak karya atau ekspresi Aan Gunawan. Demikian
release Srisasanti dalam pembukaan pameran tunggal Aan Gunawan, Jumat malam, 24
April 2009.
Proses kreatif Aan Gunawan, seperti
ulasan kurator AA Nurjaman, dapat dikategorikan sebagai seorang pelukis pemandangan
yang tidak pernah mempertimbangkan apa arti pemandangan itu dalam kehidupan.
Itulah kedudukan konsep dalam karya-karya Aan Gunawan. Dalam visualisasinya Aan
Gunawan lebih tertarik kepada pengungkapan sifat-sifat benda yang dilihatnya,
bukan memindahkan benda-benda itu ke dalam lukisan-lukisannya.
Pada karya yang berjudul ”Nampel”
(2009) Aan Gunawan menampilkan ide atau gagasannya yang berasal dari ketika ia
menambal lantai keramik rumahnya. Ketika pekerjaan menambal itu selesai
ternyata masih terdapat suatu ganjalan di hatinya karena hasil tambalannya
tidak sempurna. Apa yang mengganjal itu kemudian dituangkannya dalam lukisannya
yang kemudian diberi judul ”Nampel”. Pada ”Nampel” ini terlihat objek putih
yang menutup beberapa bagian background berwarna putih dan dan cokelat muda
yang terbentuk dari sapuan-sapuan halus. Beberapa di antara celah itu ditambal
dengan warna putih sehingga nampak samar seakan-akan tidak terdapat objek
lukisan.
Menurut AA Nurjaman, karya-karya Aan
Gunawan sejalan dengan konsepsi pembebasan diri Nasar yang tidak lagi
mempersoalkan konsep yang biasa ditulis secara naratif, demikian pula dari segi
artistik dan teknis yang konvensional. Artistik dalam karya-karya Aan Gunawan
lebih ditekankan pada penggalian proses yang terus-menerus dan berani.
Kekuatan dan keliaran Aan Gunawan
terlihat juga dalam karya ”Tak Mampu Kutahan” (2009). Sebuah gambaran kebutuhan
pokok manusia yang diungkapkan melalui obyek zat cair yang keluar dari semacam
pasak yang tertancap di dinding yang keras. Warna-warna yang nampak begitu
kuat, memperlihatkan kekerasan dari suatu dinding yang kering. Dalam karya itu
terungkap kerja keras Aan Gunawan dalam membangun komposisi pada
lukisan-lukisan liarnya.
Dalam karyanya ”Reasonable” (2009)
Aan Gunawan menunjukkan kesatuan yang bersifat plastis dari background karena
sekaligus bisa membentuk objek yang seakan-akan terlihat sebagai kain jeans.
Kesatuan itu memperlihatkan perubahan karya-karyanya dari lukisan yang yang
sepenuhnya abstrak menuju kepada karya-karya yang menampilkan objek gambaran.
Perubahan seperti itu tidak menunjukkan sesuatu yang paradoksal dengan lukisan
abstrak yang berkembang di Indonesia.
Foto dan teks: a sartono
0 komentar:
Posting Komentar